{{ title }}

Penyakit Antraks merupakan salah satu zoonosis yang menimbulkan dampak kesehatan psikososial serta kerugian ekonomi yang sangat besar. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Antraks (Bacillus antrachis.). Bakteri ini dapat membentuk spora yang tahan terhadap perubahan lingkungan dan bertahan hidup selama 60 tahun di dalam tanah, sehingga sulit untuk dimusnahkan. Sumber penularan antraks pada manusia adalah hewan pemamah biak dan herbivora lainnya seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba yang terinfeksi oleh bakteri antraks. Tahun 2023 kejadian antraks meningkat di beberapa provinsi terutama di Jawa Tengah dan DIY. Kejadian terakhir kasus antraks di Kabupaten Gunungkidul terjadi pada pertengahan tahun 2023. Pengendalian penyakit antraks memerlukan sinergisme antar lintas sektoral dan membutuhkan waktu yang tidak singkat. Berkaitan dengan hal tersebut Kementrian Kesehatan menyelenggarakan workshop Pencegahan dan Pengendalian Antraks Terpadu Lintas Sektoral dengan Pendekatan One Health sebagai upaya peningkatan kapasitas surveilans. Kegiatan Workshop ini dilaksanakan selama 4 hari di Hotel Harper Malioboro Yogyakarta. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul mengirimkan satu orang peserta Medik Veteriner atas nama drh. Nanik Triana.

Dalam pengendalian antraks perlu dilakukan penguatan kegiatan surveilans dan monitoring secara terpadu dengan melibatkan bidang Kesehatan Manusia, Kesehatan Hewan, dan Lingkungan dengan mengembangkan surveilans Antraks Terpadu Berbasis One Health. Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Hewan perlu dilatih dalam hal penguatan surveilans dan pemeriksaan laboratorium agar penanganan kasus antraks dapat berjalan lebih optimal. Setelah kegiatan workshop tentang Pengendalian Antraks secara terpadu berbasis One Health ini, pengendalian kasus antraks di wilayah lintas batas di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta berjalan lebih efektif dengan koordinasi yang semakin solid. (Nt)

Kembali