Kematian Kambing di Padukuhan Sawur, Sawahan, Ponjong
Hasil investigasi kasus kematian pada kambing dan domba secara tiba-tiba yang terjadi di padukuhan Sawur Kalurahan Sawahan Kapanewon Ponjong Kabupaten Gunung Kidul akhirnya memperoleh titik terang. Hasil pengujian sampel yang dilakukan oleh BBVet Wates menunjukkan hasil positif pada uji Cyanida. Sedangkan hasil uji untuk Identifikasi penyakit Antraks menunjukkan hasil negative. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa penyebab kematian beberapa ekor kambing tersebut bukan dikarenakan penyakit antraks, tetapi disebabkan keracunan cyanida yang diperoleh dari pakan ternak berupa daun ketela pohon dan daun kleresede. Daun daunan tersebut berasal dari tanaman yang berada di sekitar kandang di dusun tersebut. Secara alami pohon ketela karet mengandung sianogen yang akan aktif jika difermentasi dalam rumen, sehingga tidak boleh dikonsumsi langsung. Selain itu pemberian pakan daun kleresede atau daun gamal (Gliricidia sepium), disamping mengandung protein tinggi juga mengandung sianida. Adanya kandungan sianida dapat mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi serta dapat bersifat racun jika pemberiaanya melebihi batas toleransi pada ternak. Komposisi pemberian pakan daun singkong umumnya berkisar antara 20-30% dari bahan pakan kering
Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh peternak kepada petugas UPT Puskeswan Karangmojo dengan jumlah kematian ternak mencapai 22 ekor pada 20 Februari 2024. Kemudian tim Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan UPT Puskeswan Karangmojo menindaklanjuti dengan mengunjungi lokasi kandang kelompok ternak “Berkah”. Kemudian dilakukan pemeriksaan, pengambilan sampel, serta pengobatan pada sisa ternak yang masih hidup. Selanjutnya DPKH Gunungkidul mengirimkan sampel dan melaporkan kasus tersebut ke BBVet Wates untuk dilakukan ivestigasi lebih lanjut. Tim BBVet Wates melakukan investigasi di peternakan kambing dan domba di Dusun Sawur bersama-sama dengan petugas DPKH dan UPT Puskeswan Karangmojo serta didampingi juga dari petugas Kalurahan Sawahan. Investigasi dilakukan terhadap lima peternakan yang mengalami kematian mendadak dengan gejala yang serupa pada 1 tahun terakhir dengan lokasi yang berdekatan.
Dalam rangka menyampaikan hasil investigasi tersebut dan mencegah kasus tersebut tidak terjadi lagi, Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul dan UPT Puskeswan Karangmojo melakukan Sosialisasi/KIE di padukuhan Sawur Sawahan Ponjong pada hari Kamis, 7 Maret 2024. Dalam kesempatan tersebut disampaikan ke masyarakat tentang pakan dan tata cara pemberian pakan ternak serta penyakit hewan menular strategis (PHMS). Pemberian pakan ternak yang berasal dari pohon singkong atau ketela dapat diberikan perlakuan terlebih dahulu, seperti :
- Mengeringkan, melayukan atau menjemur selama 72 jam sehinga kadar sianida yang tersisa 12,8%
- Merendam daun singkong dan mencuci dengan air yang mengalir
- Merebus daun singkong dapat menurunkan kadar sianida sampai 70-80%.
- Menggunakan pakan yang lain yang dapat berpotensi racun bersamaan sehingga memperparah kondisi keracunan pada ternak. (Nt)
Kembali