Podcast Bersama SMA N 1 Karangmojo, Inovasi Tiada Henti Menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri 2024

Gunungkidul - SMA N 1 Karangmojo saat ini tengah berada dalam proses penilaian menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri 2024. Komitmen ini merupakan hasil kerja keras bersama seluruh warga sekolah yang berupaya keras untuk mewujudkan visi tersebut.
Dalam acara Live Podcast yang disiarkan oleh Dhaksinarga TV dan Radio Swara Dhaksinarga 89.9 FM, yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul,Kamis (1/9).

Siti Umotul Arifah, Kepala Sekolah SMA N 1 Karangmojo, menjelaskan bahwa pencapaian status Sekolah Adiwiyata Mandiri memerlukan proses berjenjang dari tingkat Kabupaten hingga Nasional. Penilaian di tingkat Kabupaten memerlukan nilai minimal 70, sementara di tingkat Provinsi dan Nasional, minimal standar penilaian mencapai 80 dan 90 ditambah dengan  inovasi yang diterapkan, untuk mewujudkan sekolah adiwiyata mandiri diperlukan penilian yang harus mencapai nilai di atas 95.


“Untuk mewujudkan Sekolah Adiwiyata, prosesnya memang berjenjang dan memerlukan inovasi yang signifikan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat sekitar. Yang terpenting adalah pembiasaan bagi seluruh warga sekolah dan dampaknya terhadap lingkungan sekitar,” jelas Arifah.


Jaim selaku Koordinator Tim Sekolah Adiwiyata, menambahkan bahwa SMA N 1 Karangmojo telah menjalani perjalanan panjang sejak tahun 2019 dengan berbagai inovasi. Sekolah yang memiliki luas lahan 3 hektar ini memanfaatkan lahan tersebut secara optimal, seperti dengan adanya green house, hutan jati mini, serta pengolahan sampah yang menjadi produk bermanfaat. Inovasi lain termasuk eko print daun jati yang diaplikasikan pada produk-produk seperti kain dan mug, serta alat mesin pengupas kacang dan sistem penyiraman otomatis.

"Sekolah ini juga memanfaatkan lahan hutan jati sebagai eduwisata untuk kegiatan kemah dan outbound bagi warga maupun lembaga lain. Pelibatan kader dari warga dan siswa dalam pengelolaan sampah dan pembersihan merupakan bagian penting dari proses menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri" ujar Jaim


Lebih lanjut Arifah menyampaikan pentingnya membangun jejaring dengan kelurahan, puskesmas, dan pihak-pihak terkait untuk mendukung upaya menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri. Upaya lainnya termasuk edukasi pengelolaan sampah, pembuatan kompos, dan penggunaan alat makan minum ramah lingkungan. 


“Ke depan, kami masih memerlukan peningkatan fasilitas dan penerapan teknologi, serta penguatan pemberdayaan siswa melalui kampanye lingkungan dan media sosial. Evaluasi mandiri setiap enam bulan atau 1,5 tahun juga akan terus dilakukan untuk memastikan komitmen dan keberlanjutan program Adiwiyata,” tambah Arifah.


Dengan semangat dan komitmen yang tinggi, SMA N 1 Karangmojo terus berupaya untuk mewujudkan visi sebagai Sekolah Adiwiyata Mandiri, melalui pembelajaran, kebersihan lingkungan, serta partisipasi aktif seluruh warga sekolah.



Kembali