BADAN KESBANGPOL KEMBALI ADAKAN SEKOLAH PENGGERAK KERUKUNAN YANG DIDANAI OLEH DANA KEISTIMEWAAN

Wonosari, (11/9) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Gunungkidul kembali melaksanakan kegiatan Sekolah Penggerak Kerukunan yg di danai oleh Dana Keistimewaan pada hari Rabu, 11 September 2024 yang bertempat di Aula BMT Dana Insani Kalurahan Kepek Kapanewon Wonosari. Peserta Sekolah Penggerak Kerukunan yakni perwakilan dari HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia), IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia, serta IGRA (Ikatan Guru Raudhatul Athfal) Kabupaten Gunungkidul. Hadir sebagai narasumber yaitu H. Untung Santosa, S.E.,MA., ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Gunungkidul dan Drs. H. Sa’ban Nuroni, MA., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul. Acara pembukaan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan pembacaan doa.

Johan Eko Sudarto, S.Sos.,MH., dalam sambutannya menyampaikan bahwa terselenggaranya kegiatan ini didanai oleh Dana Keistimewaan dan bertujuan untuk membentuk kader-kader penggerak kerukunan sebagai modal sosial dalam hidup bermasyarakat dan berbangsa. H. Untung Santosa, S.E.,MA., Ketua FKUB Kabupaten Gunungkidul dalam paparannya menyampaikan bahwa moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk dari dulu hingga sekarang. Adapun 4 indikator moderasi beragama yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan dan penerimaan terhadap tradisi. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, Drs. H. Sa’ban Nuroni, MA., dalam paparannya menambahkan bahwa moderasi beragama merupakan perekat antara semangat beragama dan komitmen berbangsa. Di Indonesia, beragama pada hakikatnya adalah ber-Indonesia dan ber-Indonesia itu pada hakikatnya adalah beragama. Maka dari itu dalam memperkuat muatan Moderasi Beragama terdapat beberapa hal yang perlu terus digaungkan yakni memajukan kehidupan umat manusia, menjunjung tinggi keadaban mulia, menghormati harkat martabat kemanusiaan, memperkuat nilai moderat, mewujudkan perdamaian, menghargai kemajemukan serta menaati komitmen berbangsa. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dilanjutkan doa bersama.



Kembali