Problem Produksi Telur Ayam
Permasalahan produksi telur antara lain jumlah produksi rendah dan gangguan kualitas telur. Keberhasilan pencapaian produksi telur itu sendiri dilihat dari 2 nilai yaitu nilai kuantitas/jumlah produksi (Hen day) dan nilai kualitas. Jika persentase jumlah produksi telur tinggi namun kualitasnya rendah, maka peternak akan menghadapi masalah terkait ekonomi karena telur dengan kualitas rendah tidak akan laku di pasaran. Demikian pula sebaliknya, jika kualitasnya bagus namun persentase produksinya rendah maka peternak tetap akan mengalami kerugian ekonomi. Untuk itu perlu adanya upaya mendiagnosa secara cepat dan tepat penyebab penurunan produksi telur agar peternak dapat segera mengantisipasinya. Jika ini dapat dilakukan dengan baik, maka kerugian yang lebih besar dapat dihindari.
Produktifitas ayam petelur modern dipengaruhi oleh pertumbuhan sampai 5% HD. Bobot badan saat 4 minggu mempengaruhi bobot badan saat transfer (12 minggu). Kualitas pullet menjadi hal yang penting dalam produksi telur. Pada kasus yang disebabkan oleh kualitas pullet yang kurang baik ditandai dengan ciri-ciri memiliki berat badan yang kurang dari standar dan keseragaman pullet yang rendah. Periode produksi menjadi mundur dengan jumlah produksi yang rendah. Begitu juga sebaliknya, pertumbuhan BB yang melebihi standar akan menyebabkan produksi telur menjadi turun dengan ukuran telur yang besar. Selain itu juga sering memicu terjadinya kasus prolapsus. Kejadian prolapsus tentunya akan sangat berakibat fatal karena berdampak pada kerusakan permanen saluran telur sehingga ayam berhenti berproduksi. Adanya timbunan lemak tersebut juga akan menghambat proses pembentukan telur (produksi telur rendah). Oleh karena itu ransum pakan yang tepat sangat diperlukan agar produksi telur tetap terjaga dengan baik. (AR)
Kembali