BERSIH DESA SERENTAH 6 PADUKUHAN GROGOL
BERSIH DESA/RASULAN SERENTAK 6 PADUKUHAN GROGOL
GROGOL, Karangmojo, 22 April 2025 ,Suasana penuh kekhidmatan dan kegembiraan menyelimuti wilayah Grogol 1 hingga Grogol 6, Kalurahan Bejiharjo, Kapaneon Karangmojo Kabupaten Gunungkidul, pada pelaksanaan tradisi Bersih Desa (Rasulan) yang digelar pekan ini. Rangkaian acara tahunan ini kembali digelar dengan semarak setelah sempat terhenti akibat pandemi.
Acara yang dilaksanakan di Balai Serba Guna selama 4 hari tersebut menjadi ajang hiburan dan spiritual dan sosial bagi masyarakat, sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas hasil bumi, keselamatan, dan rejeki yang telah diberikan oleh Sang Pencipta selama satu tahun terakhir. Hadir dalam acara puncak kenduri gunungan Panewu Karangmojo, Kawit Raharjanto, Sos, MM didampingi Handoyo, S.SIP, .Pd, MM dan Eka Bambang Nur Wicaksana, SE, Kapolsek dan Danramil Karangmojo. Biaya berasal dari iuran warga 6 Padukuhan mula dari Grogol 1 sampai dengan Grogol 6 masing-masing KK Rp. 50.000,00. Bersih Desa atau Rasulan bukan sekadar tradisi turun-temurun. Di balik upacara ini terkandung nilai-nilai luhur tentang keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan. Masyarakat percaya bahwa dengan membersihkan desa secara lahir dan batin, mereka akan terhindar dari bala dan mendapat keberkahan.
Tradisi ini dimulai dengan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan, dilanjutkan dengan tirakatan dan doa bersama, serta diakhiri dengan kirab gunungan, sajian budaya, dan hiburan rakyat seperti wayang kulit, Tayub. Salah satu bagian paling sakral dari Rasulan adalah kirab Gunungan sebanyak 6 buah, yaitu tumpeng raksasa yang dihias dengan hasil bumi seperti jagung, ketela, cabai, terong, dan aneka sayuran serta buah.
Gunungan bukan sekadar pajangan; ia memiliki makna filosofis mendalam:
- Gunungan berbentuk kerucut melambangkan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan (Tuhan di atas, manusia di bawah).
- Isi gunungan mencerminkan kemakmuran dan keberagaman hasil alam, yang menjadi bukti nyata rejeki Tuhan.
- Setelah didoakan oleh sesepuh desa, gunungan diarak keliling kampung sebagai simbol penyebaran berkah ke seluruh penjuru.
- Di akhir kirab, warga berebut hasil gunungan yang dipercaya membawa berkah, keselamatan, dan kemudahan rezeki.
Grogol 1 hingga Grogol 6 saling berkoordinasi dalam persiapan Rasulan ini. Setiap dusun memiliki peran unik, mulai dari penyediaan logistik, penyelenggaraan kesenian, hingga menyiapkan makanan tradisional seperti tumpeng, jadah tempe, apem, dan jenang abang dan ingkung dan nasi suci/uduk. Tak hanya warga lokal, para perantau juga pulang kampung untuk ikut serta dalam kegiatan ini. Tradisi ini menjadi momen reuni akbar sekaligus pemersatu warga lintas generasi. Meski zaman terus berubah, masyarakat Grogol tetap menjaga nilai-nilai leluhur. Pemerintah desa pun mendukung pelestarian budaya ini dengan melibatkan karang taruna, tokoh adat, dan sekolah-sekolah.
“Tradisi ini tidak hanya sebagai warisan budaya, tapi juga cara kami menjaga harmoni dan kearifan lokal,” ujar salah satu sesepuh desa, Mbah Parjo.
Bersih Desa di Grogol bukan sekadar seremoni. Ia adalah cerminan hidup selaras dengan alam, bersyukur atas rejeki, dan menjaga tali silaturahmi antarsesama. Tradisi yang penuh makna ini diharapkan terus lestari dan menjadi inspirasi generasi muda akan pentingnya akar budaya dalam kehidupan bermasyarakat. (by.Mazhan Anom)
Kembali