Mendukung Quick Win Bupati, DLH Gunungkidul Luncurkan Tiga Program Prioritas
Tiga Program Unggulan Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul untuk Lingkungan yang Bersih dan Lestari
Dalam rangka mendukung program kerja 100 hari Bupati Gunungkidul, sekaligus sebagai langkah konkret dalam menjaga kebersihan serta kelestarian lingkungan hidup di Bumi Handayani, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gunungkidul meluncurkan tiga program unggulan. Ketiga program ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi dirancang untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat secara langsung, mulai dari rumah tangga hingga ke komunitas yang lebih luas di tingkat kalurahan.
Pelibatan masyarakat menjadi kunci dalam pembangunan lingkungan yang berkelanjutan. Dengan memberikan ruang dan peran nyata kepada warga, program-program ini bertujuan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap lingkungan sekitar, serta membentuk pola pikir baru bahwa menjaga kelestarian alam adalah bagian dari gaya hidup yang harus dijalankan setiap hari.
- Program HOMPIMPAH (Hobi Memilah dan Punguti Sampah dari Rumah, Ubah Sampah Jadi Berkah)
Program pertama yang diluncurkan adalah HOMPIMPAH. Nama program yang unik dan mudah diingat ini menyimpan pesan kuat mengenai pentingnya memilah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Fokus utama dari program ini adalah meningkatkan kesadaran warga bahwa sampah tidak selalu menjadi masalah, melainkan dapat menjadi sumber daya yang bernilai apabila dikelola dengan benar.
Sampah organik, seperti sisa makanan, daun-daunan, atau limbah dapur, yang sering kali dianggap tidak berguna, justru bisa diolah menjadi kompos. Kompos ini kemudian dapat dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah, mendukung pertanian organik, dan memperbaiki kualitas lingkungan. Di sisi lain, sampah anorganik yang bernilai ekonomis seperti plastik, kertas, dan logam dapat dikumpulkan dan disalurkan ke bank sampah.
Melalui HOMPIMPAH, DLH Gunungkidul mendorong pembentukan bank sampah di seluruh kantor pemerintahan, sekolah, dan wilayah kecamatan (kapanewon). Bank sampah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pengumpulan sampah, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Setiap kelompok bank sampah akan dievaluasi secara berkala untuk memastikan operasionalnya berjalan efektif dan berkontribusi nyata dalam upaya pengurangan sampah. Dengan pendekatan ini, diharapkan pengelolaan sampah di Gunungkidul menjadi lebih tertata, berkelanjutan, dan mampu mendukung konsep ekonomi sirkular.
Selain itu, DLH juga menyediakan pelatihan dan pendampingan teknis bagi kelompok masyarakat yang ingin membentuk bank sampah. Materi pelatihan mencakup manajemen pengelolaan, pencatatan timbangan dan tabungan nasabah, hingga pemanfaatan digitalisasi untuk sistem informasi bank sampah. Upaya ini memperkuat ketahanan ekonomi warga sekaligus memberikan dampak langsung bagi lingkungan.
- Kolaborasi Gerakan Jumat Bersih: Gunungkidul Bebas Sampah
Program kedua yang tak kalah penting adalah gerakan Jumat Bersih, yang diberi nama Gunungkidul Bebas Sampah. Program ini merupakan gerakan kolaboratif lintas sektor dan komunitas, yang bertujuan menghidupkan kembali semangat gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Setiap hari Jumat, masyarakat diajak untuk bersama-sama membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal, sekolah, kantor, pasar, sungai, hingga objek wisata. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan mencakup bersih-bersih sungai di Kalurahan Kepek, membersihkan area pasar seperti Pasar Argosari, hingga kegiatan bersih pantai di destinasi wisata populer seperti Pantai Drini.
Gerakan ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir berupa lingkungan bersih, tetapi juga pada proses membangun kesadaran kolektif dan solidaritas sosial. Ketika warga dari berbagai latar belakang ikut serta dalam kegiatan ini mulai dari ASN, pelajar, komunitas lingkungan, hingga kelompok pemuda dan karang taruna maka yang tercipta adalah rasa kepedulian bersama terhadap tempat tinggal mereka.
Selain manfaat langsung terhadap kebersihan, Gerakan Jumat Bersih juga menjadi sarana edukasi informal yang sangat efektif. Anak-anak dan remaja belajar pentingnya kebersihan dan peran aktif mereka sejak dini, sementara orang dewasa menjadi teladan dalam membangun budaya bersih di tengah masyarakat.
Untuk meningkatkan daya jangkau program, DLH juga menggandeng media lokal, tokoh masyarakat, serta pelaku usaha agar kegiatan Jumat Bersih tidak hanya rutin dilakukan tetapi juga semakin luas cakupannya. Bahkan, beberapa kalurahan telah menginisiasi lomba kebersihan antar-padukuhan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Jumat Bersih, yang memicu semangat kompetitif sekaligus mempererat hubungan antarwarga.
- SIPROKLIM (Sinergitas Program Kampung Iklim)
Program ketiga yang digalakkan DLH Gunungkidul adalah SIPROKLIM, singkatan dari Sinergitas Program Kampung Iklim. Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, yang saat ini sudah mulai dirasakan dalam kehidupan sehari-hari seperti cuaca yang makin ekstrem, musim yang tidak menentu, kekeringan berkepanjangan, serta potensi banjir akibat curah hujan tinggi dalam waktu singkat.
Melalui SIPROKLIM, masyarakat di tingkat kalurahan didorong untuk mengambil peran dalam aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Kegiatan yang dilakukan beragam dan menyentuh aspek praktis, seperti penanaman pohon di lahan-lahan kritis, pembuatan lubang biopori untuk meningkatkan daya serap air, hingga pengelolaan limbah organik dan anorganik untuk mengurangi pencemaran.
SIPROKLIM juga mendorong lahirnya kampung-kampung iklim yang memiliki rencana aksi berbasis komunitas dan mampu mengelola sumber daya alamnya secara mandiri. Melalui sinergi antara masyarakat, pemerintah desa, dan pihak swasta, terbentuklah model pengelolaan lingkungan yang bisa direplikasi di wilayah lain.
Selain kegiatan fisik, SIPROKLIM juga dilengkapi dengan edukasi lingkungan yang berkelanjutan. Workshop, diskusi tematik, dan pelatihan bagi kader lingkungan diadakan secara berkala untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memahami dampak perubahan iklim serta strategi untuk menghadapinya. DLH juga menjalin kerja sama dengan universitas dan LSM untuk mengembangkan program pendampingan berbasis riset, sehingga setiap aksi yang dilakukan terukur dan berdampak nyata.
Membangun Kesadaran Lingkungan dari Akar Rumput
Ketiga program unggulan ini bukan hanya sekadar proyek jangka pendek, melainkan bagian dari visi jangka panjang DLH Gunungkidul dalam membangun budaya lingkungan yang kuat. Keterlibatan masyarakat dari berbagai lapisan usia dan profesi dari anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, petani, pelaku UMKM, hingga pejabat pemerintah menjadi bukti bahwa pelestarian lingkungan dapat menjadi gerakan bersama.
Dengan semangat partisipatif dan inklusif ini, pemerintah daerah berharap agar kesadaran lingkungan tidak hanya tumbuh sesaat, tetapi terus hidup dan berkembang sebagai bagian dari identitas masyarakat Gunungkidul. Lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari bukanlah mimpi jika semua pihak turut serta menjaga dan merawatnya.
Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau lembaga tertentu. Ini adalah tanggung jawab bersama. Melalui program HOMPIMPAH, Gerakan Jumat Bersih, dan SIPROKLIM, Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul mengajak seluruh warga untuk bergerak, beraksi, dan menjadi agen perubahan bagi lingkungan di sekitar mereka.
Mari kita jadikan Gunungkidul sebagai contoh daerah yang tangguh menghadapi perubahan iklim, bersih dari sampah, dan memiliki masyarakat yang peduli terhadap alam. Dengan kerja bersama, dari rumah ke desa, dari desa ke kabupaten, masa depan lingkungan yang lebih baik bukanlah sekadar harapan, melainkan keniscayaan.
DLH Gunungkidul terus membuka ruang kolaborasi dan siap menerima masukan dari masyarakat untuk pengembangan program-program lingkungan berikutnya. Bersama kita jaga alam, untuk Gunungkidul yang lestari dan generasi masa depan yang lebih baik.
Kembali