Ini 9 Pesan Penting Pada 1000 HPK
Kekurangan gizi atau gizi buruk merupakan salah satu hal yang menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga bayi lahir dapat menyebabkan terjadinya berbagai masalah kesehatan, baik pada ibu maupun bayinya.
Salah satu gangguan kesehatan yang berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang gizi kronik. Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Salah satu cara mencegah stunting adalah pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil.
Namun kebanyakan dari masyarakat belum mengetahui betapa pentingnya pemenuhan gizi pada 1000 HPK. Untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut, maka pada Selasa-Rabu (27-28/4) pukul 09.00-13.00 WIB dilaksanakan penyuluhan tentang 1000 HPK. Bertempat di Balai Penyuluhan KB Kapanewon Tepus kegiatan ini diikuti oleh ibu yang memiliki baduta dan calon ibu sebanyak 60 orang. Mereka terdiri dari 3 Kalurahan terdiri dari Kalurahan Sumberwungu sebanyak 20 orang, Kalurahan Giripanggung sebanyak 20 orang, dan Kalurahan Tepus sebanyak 20 orang.
Dalam kegiatan ini dihadiri oleh Edy Subambang, SSos, selaku Koordinator PKB Kapanewon Tepus, Dwi Lestiyandari, SIKom selaku PKB, dan Fahmanida Puspa, AMd Keb selaku bidan dari UPT Puskesmas Tepus I sebagai narasumber.
Kegiatan dibuka dengan berdoa bersama-sama oleh pembawa acara dilanjutkan sambutan Koordinator PKB Kapanewon Tepus. Dalam sambutannya, Edy menyampaikan bahwa 1000 HPK merupakan periode penting karena akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa nanti. Untuk itu perlu adanya perhatian khusus guna menjaga tumbuh kembang anak secara optimal agar terhindar dari gangguan asupan gizi yang kurang tepat.
Dengan kegiatan ini, kata Edy, diharapkan peserta penyuluhan dapat menularkan ilmu kepada warga sekitar tempat tinggal mereka sehingga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat luas tentang pentingnya penanganan 1000 HPK demi mencipatakan generasi masa depan yang sehat dan cerdas.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan materi inti oleh Fahmanida Puspa. Dikatakan oleh Puspa, bahwa 1000 HPK atau seribu hari pertama kehidupan adalah masa awal kehidupan yang dimulai saat di dalam kandungan sampai 2 tahun pertama setelah kelahiran, yaitu ketika sel sperma dan sel telur bertemu, itulah hari pertama dalam rentang 1000 HPK manusia. Sejak saat itulah, pentingnya pemenuhan gizi bagi perkembangan janin di dalam kandungan.
1000 HPK dibagi kedalam 3 masa yaitu :
1. Masa kehamilan (+ 9 bulan) atau 270 hari
2. Masa pemberian ASI eksklusif (+ 6 bulan) atau 180 hari
3. Masa pemberian ASI dan makanan pendamping ASI/MPASI (+ 18 bulan) atau 550 hari
Masa 1000 HPK sangat penting karena masa pertumbuhan dan perkembangan seluruh organ dan sistem tubuh bayi di bawah dua tahun. Begitu pula pemenuhan gizi setelah lahir, hingga anak berumur 2 tahun. Masa 1000 HPK itu menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang, sehingga periode tersebut sering disebut “Periode Emas”. Disebut sebagai periode emas karena otak manusia mulai berkembang sejak masa embrio, pada saat lahir otak setara dengan 25% otak orang dewasa sedangkan saat usia 2 tahun otak setara dengan 70-80% otak orang dewasa. Setelah usia 5 tahun, otak hampir sama dengan orang dewasa.
Ada 9 pesan inti pada 1000 HPK, yakni:
1. Selama hamil, makan makanan beraneka ragam
2. Memeriksa kehamilan sedikitnya 4 kali selama kehamilan
3. Minum tablet tambah darah
4. Bayi yang baru lahir di IMD
5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
6. Timbang berat badan anak rutin setiap bulan
7. Berikan imunisasi dasar lengkap
8. Lanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun
9. Berikan MP-ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap memberikan ASI
Ada beberapa tahap pada gerakan 1000 HPK yaitu:
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
Dalam periode ini yang harus diperhatikan adalah periksa kehamilan secara rutin, rencanakan tempat lahir, IMD dan ASI eksklusif selama 6 bulan
2. Periode 0-6 bulan
Pada saat periode ini pastikan anak yang lahir mendapatkan IMD, mendapatkan ASI ekslusif dan rutin dipantau berat badannya melalui posyandu. Berilah juga dukungan kepada ibu untuk memberi ASI eksklusif
3. Periode 6-24 bulan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memasuki periode ini di antaranya: berikan MP-ASI yang optimal, perhatikan faktor-faktor dalam pemberian MP-ASI, berikan ASI sampai 2 tahun, berikan vitamin A pada bulan Februari dan Agustus, dan timbang badan bayi secara rutin.
Apabila dalam rentang 1000 HPK pemenuhan gizinya kurang baik, maka itu dapat menimbulkan gangguan yang bersifat permanen dan jangka panjang serta lebih sulit untuk diperbaiki setelah anak berusia 2 tahun.
Beberapa jenis gangguan yang biasa terjadi pada masa 1000 HPK adalah gangguan gizi kronis (pendek), kelebihan gizi (kegemukan), gangguan gizi akut (kurus) bahkan sampai kasus kematian.
Dalam jangka pendek, kekurangan gizi yang baik bisa berakibat pada gangguan perkembangan otak, gangguan pertumbuhan, dan gangguan metabolism tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang gangguan biasanya akan berwujud pada rendahnya kemampuan kognitif dan prestasi pendidikan, rendahnya daya tahan kemampuan kerja, dan meningkatnya risiko penyakit seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, hipertensi, kanker, stroke,hingga disabilitas pada lansia.
Ada beberapa cara untuk memutus mata rantai kekurangan gizi pada 1000 HPK yaitu:
1. Intervensi Gizi Spesifik
Adalah upaya mencegah gangguan gizi secara langsung, biasanya dilakukan oleh sektor kesehatan dengan menyasar pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 tahun (kelompok 1000 HPK)
2. Intervensi Gizi Sensitif
Adalah upaya mencegah gangguan gizi secara tidak langsung, biasanya dilakukan oleh sector non kesehatan dengan sasaran masyarakat umum dengan melibatkan beberapa sector terkait
Program dan upaya yang dapat dilakukan dalam penanganan kekurangan gizi 1000 HPK adalah sbb:
1. Menurunkan prevalensi gizi kurang dengan cara peningkatan kapasitas petugas, surveilans gizi (pemantauan pertumbuhan, pemantauan status gizi dan stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang/SDIDTK melalui posyandu, pelacakan kasus balita gizi buruk, konseling gizi di klinik sehat, therapeutic feeding center/TFC, rujukan kasus, pemberian PMT pemulihan, pemberian MP-ASI, suplemen gizi (mikronutrien, sirup besi, vitamin A);
2. Peningkatan pemberian ASI eksklusif dengan cara peningkatan kapasitas petugas, pendidikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat (Keluarga Sadar Gizi, Kelompok Pendukung /KP Ibu, Kelas Ibu, Konseling menyusui di klinik sehat, penyediaan fasilitas ruang ASI di sarana yankes dan surveilans gizi;
3. Ibu hamil KEK dan anemia dengan cara peningkatan kapasitas petugas, kampanye minum tablet tambah darah/TTD pada siswi SMP/SMU, pembentukan 5 pusat kesehatan (yankes peduli remaja, kemitraan, konseling caten dengan Kemenag, pendataan dan pemetaan ibu hamil), pemberian PMT pemulihan suplemen gizi, pendidikan gizi melalui pemberdayaan masyarakat (kelompok suami siaga, kelas ibu dan kelompok pendukung/KP Ibu)
Kembali