Mengenal Bakteri Aeromonas hydrophila Penyebab Penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) pada Ikan

Dalam dunia budidaya perikanan khusnya perairan air tawar, bakteri Aeromonas atau yang mempunyai nama latin Aeromonas hydrophila merupakan momok yang sangat menakutkan oleh para pembudidaya ikan. Pernah tercatat dalam periode 1 bulan terdapat kematian sebanyak 80 ton ikan yang terjadi di daerah Jawa Barat (Anka, 2001). Di daerah Banyumas, Jawa Tengah juga pernah terjadi kasus yang serupa yaitu terjadi kematian mendadak ikan gurami sebanyak 52.100 ekor (2003) dan 29.900 ekor (2004). Pada tahun 2018 lalu, bakteri Aeromonas juga lagi-lagi membuat pusing para pembudidaya ikan gurami di daerah Banyumas. Sedikitnya terdapat 14.000 indukan ikan gurami mati secara mendadak akibat terserang penyakit yang disebabkan bakteri Aeromonas (Antara, 2018). 

Selain ikan gurami, ikan lain juga dapat terserang oleh bakteri Aeromonas diantaranya ikan lele, gabus, nila, tawes bahkan komoditas ikan hias juga merasakan dampaknya. Ikan yang terserang oleh bakteri ini apabila tidak segera ditangani 80-100% dari populasi akan mengalami kematian dan berdampak pada kerugian. Bakteri ini sangat cepat menyebar dengan tingkat patogenisitas tinggi. Untuk mengenal lebih dekat bakteri Aeromonas hydrophila, mari kita simak ulasan berikut ini:

  1. Morfologi Aeromonas hydrophila
  2. Habitat Aeromonas hydrophila
  3. Mekanisme Infeksi A. hydrophila
  4. Apabila infeksi semakin parah, ikan akan mengalami kematian dan dapat menularkan ke ikan sehat lainnya. Ciri-ciri ikan terinfeksi Aeromonas hydrophila
  5. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Aeromonas hydrophila
  • Aeromonas hydrophila adalah bakteri penyebab penyakit Motile Aeromonas Septicemia (MAS) (White, 1989).
  • Bakteri Aeromonas hydrophila merupakan bakteri kelompok Gram negatif yang berbentuk batang dengan ujung yang bulat dan oksidase positif.
  • Sel bakteri memiliki ukuran lebar 0,3 - 1 μm dan panjang 1 - 3 μm. 
  • Bakteri ini dapat tumbuh pada temperatur kurang dari 4 derajat celcius dan mempunyai suhun optimal pertumbuhan antara suhu 20-30 °C.
  • Bakteri ini juga dapat bergerak aktif menggunakan struktur yang disebut flagella.
  • Aeromonas hydrophila dapat ditemukan disemua perairan kecuali perairan dengan kadar garam tinggi, khususnya di perairan dengan kandungan zat organik tinggi.
  • Aeromonas hydrophila di lingkungan normal sebenarnya merupakan bakteri flora normal yang berasosiasi pada hewan air seperti pada kelompok pisces atau ikan dan reptil.
  • Aeromonas hydrophila akan berubah menjadi ganas apabila populasinya meningkat antara 10 ribu – 1 juta sel/ml disertai kondisi imunitas ikan yang menurun.
  • Aeromonas hydrophila merupakan bakteri yang bersifat oportunistis, artinya bakteri ini dapat menimbulkan penyakit apabila lingkungannya mendukung. 
  • Faktor pendukung ini antara lain ikan dalam kondisi stres, kepadatan yang terlalu tinggi, akibat transportasi, rendahnya asupan nutrisi dan rendahnya kualitas air. 
  • Kualitas air yang rendah tercermin dari tingginya kandungan nitrit, rendahnya oksigen terlarut dan tingginya kandungan karbon dioksida. 
  • Aeromonas hydrophila memanfaatkan nutrisi dalam air dan mampu hidup lama walaupun tanpa induk semang (White, 1989; Camus et al. 1998). 
  • Aeromonas hydrophila saat menginfeksi tubuh ikan akan menghasilkan toksin atau racun. 
  • Toksin dihasikan dalam berbagai jenis seperti eksotoksin,  α dan β hemolisin, enterotoksin, sitotoksin, S-layer dan aerolisin .
  • Aerolisin merupakan toksin yang menentukan tingkat virulensi bakteri Aeromonas karena sifat patogenisitasnya yang tinggi. 
  • Aerolisin yang bertanggung jawab menyebabkan hemolisis dan enterotoksik, yaitu terjadinya peristiwa pecahnya sel-sel darah merah dalam tubuh ikan disertai kerusakan jaringan terutama pada sirip ikan.
  • Sirip yang rusak dengan disertai bintik-bintik merah karena pendarahan akan menyebabkan ikan sulit berenang atau tidak motil, sehingga ikan akan cenderung tidak aktif dan susah menggapai makan. 
  • Ikan kehilangan nafsu makan
  • Terdapat luka-luka pada permukaan tubuh ikan, dan terkadang mengeluarkan darah apabila sudah parah
  • Pendarahan pada insang ikan
  • Perut membesar berisi cairan
  • Sisik mulai lepas satu-per satu
  • Sirip ekor rusak dan berkurang
  • Apabila dilakukan pembedahan organ akan tampak kerusakan pada jaringan penyusun hati, ginjal dan limfa
  • Gejala-gejala diatas merupakan penyakit MAS pada ikan yang disebabkan oleh bakteri A. hydrophila  (Post, 1987; Austin dan Austin, 1993).

Pencegahan terbaik terhadap MAS adalah dengan:

  • Meminimalkan terjadinya stres pada ikan, 
  • Perlakuan yang tepat seperti menyediakan tempat karantina ikan dan lingkungan yang optimal, 
  • Perbaikan nutrisi, 
  • Transportasi yang baik, 
  • Selalu menjaga kualitas air (White, 1989; Camus et al. 1998).

Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan dengan:

  • Pemberian antibiotik seperti oxytetracycline dan sulfonamide. 
  • Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian terapi antibiotik adalah dosis, pertimbangan terjadinya resisten dan kelasi kalsium (White, 1989).

 

Sumber dan Referensi

  • Angka SL. 2001. Studi Karakterisasi dan Patologi Aeromonas hydrophila pada ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Makalah Falsafah Sains, Institut Pertanian Bogor
  • Antara News.
  • Austin B, Austin DA. 1993. Bacterial Fish Pathogens. In Disease in Farmed and wild fish. Ellis Horwood Ltd, Publisher,Chichester, England.
  • Camus AC, Durborow RM, Hemstreet WG, Thune RL and Hawke JP. 1998. Aeromonas Bacterial Infections – Motile Aeromonad Septicemia. Southern Regional Aquaculture Center (SRAC) Publication No. 478. United States Department of Agriculture, Cooperative States Research, Education, and Extension Service.
  • Christy, G., Kusdarwati, R., dan Handijatno, D. 2019. Determination of the aerolysin gene in Aeromonas hydrophila using the polymerase chain reaction (pcr) technique. IOP Conf. Ser.: Earth Environ. Sci. 236 012097. doi:10.1088/1755-1315/236/1/012097.
  • Post G. 1987 . Bacterial Disease of Fish Health. T. F H. Publication Inc., New York.
  • White MR. 1989. Diagnosis and Treatment of “Aeromonas hydophilia” Infection of Fish. Illinois-Indiana Sea Grant Program Purdue University.


Kembali