Agar Terhindar Stunting, Pantau Tumbuh Kembang Balita dengan KKA
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Kondisi gagal pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang berulang, infeksi berulang, dan pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1000 HPK. Anak tergolong stunting apabila lebih pendek dari standar umur anak sebayanya.
Penyebab stunting secara langsung akibat rendahnya asupan gizi dan status kesehatan pada anak, sedangkan secara tidak langsung dipengaruhi oleh berbagai faktor, meliputi pendapatan dan kesenjangan ekonomi,perdagangan,urbanisasi, globalisasi, sistem pangan, jaminan sosial, sistem kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan perempuan.
Dampak stunting dalam jangka pendek adalah kekurangan gizi menyebabkan gagal tumbuh, hambatan perkembangan kognitif dan motorik, dan tidak optimalnya ukuran fisik tubuh dan gangguan metabolism. Sedangkan jangka panjang, kekurangan gizi menyebabkan menurunnya kapasitas inlogisintelektual, gangguan struktur dan fungsi saraf, serta sel-sel otak yang terjadi pada balita stuntuing bersifat permanen dan menyebabkan penurunan kemampuan menyerap pelajaran di usia sekolah yang akan berpengaruh kepada produktifitasnya disaat dewasa.
Selain itu, kekurangan gizi juga menyebabkan gangguan petumbuhan (pendek dan atau kurus) dan meningkatkan risiko penyakit tidak menular,seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, stroke.
Sasaran prioritas konvergensi pencegahan stunting adalah ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan atau 1000 HPK, karena diketahui kurun tersebut adalah masa yang paling kritis dalam tumbuh kembang anak. Selain sasaran prioritas pencegahan stunting pada 1000 HPK, terdapat kategori sasaran penting lainnya, yaitu anak usia 24-59 bulan.
Konsep dasar 1000 HPK adalah sbb: anak sehat, cerdas, ceria dan kreatif, berakhlak mulia, terpenuhi kebutuhan dasar anak yaitu asah, asih, asuh.
Asah, merupakan kebutuhan akan stimulasi mental yang merupakan cikal bakal untuk proses belajar anak. Sedangkan asih merupakan kebutuhan emosi dan kasih sayang. Sementara asuh merupakan fisik-biomedis meliputi pemberian ASI, gizi yang sesuai, kelengkapan imunisasi, pengobatan bila anak sakit, pemukiman yang layak, kebersihan individu dan lingkungan, rekreasi dan bermain.
Dalam penanganan stunting dengan 8 Aksi Integrasi, pada tim koordinasi tingkat Provinsi DIY, salah satunya adalah Kepala Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta dengan, Dasar Pelaksanaan Koordinasi Penanggulangan Stunting di DIY, pada Kep Gub No 183/TIM/2019.
Wujud kegiatan yang dilakukan dalam pendampingan pengasuhan balita yaitu adanya kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), yang mana sasaran BKB adalah keluarga yang mempunyai anak balita. Untuk kegiatannya ada di kelompok padukuhan/dusun/RW. Banyak media yang dapat digunakan dalam kegiatan BKB, salah satunya yaitu dengan pengisian KKA (Kartu Kembang Anak), yang dalam pengisian KKA ini dilakukan oleh kader BKB dan orangtua balita.
Kartu KKA adalah kartu yang digunakan untuk memantau kegiatan asuh orangtua dan tumbuh kembang anak. Pengertian pertumbuhan adalah proses perubahan fisik seseorang, meliputi pertumbuhan berat badan atau tinggi badan sesuai dengan umurnya. Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan perilaku dan mental seseorang, yang meliputi emosi, sosial, kemampuan, dan keterampilan. Dalam hal ini ada 7 (tujuh) aspek perkembangan, yaitu: gerakan kasar (GK), gerakan halus (GH), komunikasi aktif (KA), komunikasi pasif (KP), kecerdasan (KC), menolong diri sendiri (MD), serta tingkah laku sosial (TS).
Manfaat KKA bagi orangtua adalah untuk memantau tumbuh kembang anak, dapat membimbing serta membina anak dengan cara asah, asih, dan asuh sesuai dengan tingkat perkembangan umur anak. Sedangkan manfaat bagi anak adalah anak diharapkan dapat tumbuh kembang secara optimal dengan pengasuhan orangtua secara baik dan benar. Sedangkan manfaat KKA bagi kader adalah untuk memudahkan dalam memberikan penyuluhan.
Uraian yang terdapat di KKA adalah sbb:
1.Kolom identitas anak dan orangtua;
2. Kolom tugas perkembangan anak (ada 36 tugas perkembangan anak ) di usia 0-3 tahun dengan pemantauan setiap bulan sekali, serta di usia 3-6 tahun ada 10 tugas perkembangan dengan pemantauan setiap 3 bulan sekali.
3. Kolom angka disamping kode tugas perkembangan menunjukan no urut tugas perkembangan;
4. Kolom kotak-kotak, digunakan untuk memantau tugas perkembangan anak sesuai umur.
5. Kolom bulan dan tahun kelahiran anak;
6. Kolom pesan yang terdiri uraian pesan sebanyak 36 pesan untuk persiapan pencapaian tugas perkembangan anak berikutnya; serta
7. Cara asuh orang tua agar anak tumbuh dan berkembang optimal
Dengan adanya media KKA yang dipakai dalam pendampingan pengasuhan anak balita, harapannya balita selalau terpantau oleh orangtua dalam pertumbuhan dan perkembangannya dari usia 0-5 tahun secara optimal. Balita yang tumbuh dan berkembang optimal harapannya tidak akan ditemukan balita stunting.
Oleh: Dra. Umi Wasriyati, MM (koordinator PKB Wonosari)
Kembali