Jathilan Kreasi Baru, Eksistensi dan Regenerasi Berjalan Baik

RADAR JOGJA Kesenian jathilan kini memiliki sebuah sub genre baru yang cukup familiar di kalangan masyarakat. Biasa dikenal dengan sebutan Jathilan Kreasi Baru. Jathilan ini umumnya didominasi oleh anak-anak muda sebagai pemainnya.
Merespons fenomena tersebut, pengamat sekaligus praktisi tari yang juga merupakan dosen seni tari ISI Jogjakarta Daruni Yutta mengaku senang dan optimistis akan regenerasi jathilan. Saya yakin baik eksistensi dan regenerasinya akan berjalan beriringan dengan baik, sebutnya kepada Radar Jogja Jumat (9/6).
Keyakinan tersebut didasari dengan alasan yang cukup relevan. Seperti saat dirinya yang sering diundang sebagai tamu maupun juri dalam berbagai kategori kesenian, termasuk jathilan. Beberapa waktu lalu saya saja jadi juri festival jathilan anak untuk usia SD hingga SMP itu, dan itu cukup sering, beber Daruni.
Daruni menuturkan, festival jathilan khusus anak pun sudah cukup banyak digelar di berbagai daerah. Bahkan di wilayah DIJ sendiri, diakuinya sangat eksis. Seperti dari Kota Jogjakarta, Kulonprogo, hingga Gunungkidul.
Selain usia yang juga makin bervariasi didominasi anak-anak, para pemainnya pun turut variatif. Dari laki-laki dan juga perempuan. Sebab dahulu, jathilan memiliki stereotip bahwa pemainnya adalah laki-laki. Namun saat ini hal tersebut seolah ditampik dengan munculnya banyak generasi perempuan yang ikut andil dalam jathilan. Pemainnya sekarang sudah umum, tidak bisa dikatakan hanya didominasi satu gender saja, lontarnya.
Ke depannya, Daruni meyakini bahwa jathilan secara spesifik akan terus eksis dengan ragam alasan di belakangnya. Mulai dari keseniannya sendiri yang masih sangat lekat dengan budaya di banyak daerah, hingga adaptifnya Jathilan sebagai sebuah seni pertunjukan.
Jathilan itu adaptif, bisa dibawakan rentang waktu 10 menit dan ada juga yang berjam-jam. Ada yang khusus untuk acara tradisi bisa juga untuk hiburan di festival, tuturnya.
Faktor lain yang dipercaya Daruni adalah konsep dance for all. Bahwa menari itu termasuk hak semua orang. Dan jathilan juga termasuk kategori seni, yang harusnya bisa aplikatif bagi semua orang. (cr1/eno/sat)
Link: https://radarjogja.jawapos.com/jogja-raya/2023/06/10/jathilan-kreasi-baru-eksistensi-dan-regenerasi-berjalan-baik/
Kembali