Strategi Budidaya Lele Kolam Terpal di Musim Pancaroba
Salah satu strategi mengantisipasi fluktuasi suhu adalah pemilihan lokasi budidaya yang tepat. Bak atau kolam pemeliharaan sebaiknya diletakan pada posisi terkena sinar matahari secara penuh. Jangan membuat kolam di area yang di sekitarnya banyak pohon atau ada penghalang sinar mataharinya. Jika budidaya dilakukan secara massal, kita harus memperhatikan tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya. Ini artinya area budidaya yang dikembangkan sejalan dengan kebijakan yang dilakukan pemda setempat.
Sumber air berupa air sumur, irigasi, air hujan, PAM sebaiknya sudah dikondisikan terlebih dahulu. Parameter air yang ideal diantaranya suhu airnya 28-32 derajat Celcius, pH 6,5-8,5 dan oksigen terlarut diatas 1 ppm.
Untuk memudahkan pembuangan lumpur atau bahan organik lainnya, pada tengah kolam dibuat saluran pembuangan. Saluran pasok dan buang menggunakan pralon kisaran 3 inchi dan diberi saringan supaya ikan predator tidak masuk kolam dan ikan yang kita pelihara tidak keluar.
Pada tahap persiapan kolam, tips untuk kolam baru dalam menghilangkan toksik/racun dari plastik adalah dengan cara kolam direndam pakai serabut kelapa atau debog pisang selama 3-4 hari. Selanjutnya, air kolam dibuang dan bilas dengan air bersih. Untuk kolam lama, bisa langsung kita isi air dan probiotik EM-4 lalu dibiarkan selama minimal 7 hari, setelah itu benih lele bisa ditebar.
Benih lele yang digunakan sebaiknya yang unggul, berkualitas dan bebas parasit/pathogen. Sumber benih dari UPR maupun BBI yang sudah mengantongi sertifikat CPIB minimal B. Pengambilan, pendistribusian maupun penebaran mengacu ke SOP Baku yang tertuang dalam prinsip-prinsip CPIB. Tiba di lokasi budidaya, benih lele dikarantina juga dilakukan diagnose bila ada masalah. Sebelum ditebar harus diaklimatisasi terlebih dahulu selama sekitar 30 - 60 menit.
Pakan menggunakan pelet ikan, dan sebaiknya pelet yang terapung. Ini memudahkan kontrol habis tidaknya pelet dimakan ikan. Pelet juga sebaiknya teregistrasi KKP dan masih lama masa kadaluwarsanya, minimal 2,5 bulan. Porsinya 5 persen per hari dari biomassa ikan. Namun demikian, pemberiannya tetap mengacu pada kondisi nafsu makan ikan.
Pada tahap pemeliharaan, disarankan pakai kapur pertanian (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2) dosis 20 ppm (20 gr/m3). Ini dilakukan untuk mensiasati suhu dan pH ekstrim. Untuk pengendalian dan penanganan Hama Penyakit Ikan (HPI) kita bisa menggunakan garam krosok dosis 500-1000 ppm, probiotik EM4 juga obat-obatan alami/herbal. Jika menggunakan obat-obatan kimia sebaiknya kita lihat kemasannya. Biasanya tertera registrasi KKP RI dan informasi masa kadaluwarsa serta informasi lainnya.
Penggantian ataupun penambahan air dilakukan apabila kolam mengalami penyusutan air akibat evaporasi maupun kebocoran. Jika air kolam terlalu pekat, perlu dilakukan resirkulasi air untuk mengendapkan lumpur. Intinya jika ganti air sebaiknya jangan semuanya, hanya buang lumpur saja, setelah itu tutup lagi kemudian isi lagi.
Kembali