{{ title }}

Tanjungsari (23/11)- Kepala BMKG Prof. Dr. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D melakukan monitoring pembangunan shelter seismograf yang berlokasi di Padukuhan Karangnongko, Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan monitoring ke lokasi shelter seismograf bersama dengan Pemerintah Kapanewon Tanjungsari, Polsek Tanjungsari, Pemerintah Kalurahan Kemiri, dan Tagana Tanjungsari. Monitoring dilakukan untuk menilai progres penyelesaian pembangunan shelter seismograf di Padukuhan Karangnongko, Kemiri. Luas shelter seismograf adalah 10x10 meter dan berlokasi di daerah perbukitan yang tersusun oleh batuan-batuan tersier, batu gamping. Diperlukan sebanyak 143 anak tangga untuk mencapai lokasi shelter seismograf tersebut.  Ibu Dwikorita menjelaskan, pemilihan lokasi shelter seismograf adalah pada wilayah yang tersusun dari batuan yang keras agar dalam mendeteksi gempa bumi, sinyal-sinyal gelombang gempa tidak mengalami gangguan atau noice.

Koordinator BMKG Provinsi DIY, Bapak Ikhsan menjelaskan pada shelter seismograf tersebut akan dipasang antena satelit yang akan digunakan dalam sistem monitoring untuk mengirimkan sinyal dari sensor seismograf ke BMKG Pusat, sehingga sistem monitoring ini akan terpantau langsung oleh BMKG Pusat.

Pembangunan shelter seismograf ini merupakan lompatan inovasi BMKG dalam meningkatkan kecepatan maupun akurasi informasi peringatan dini gempa besar dan tsunami kepada masyarakat.

“Pembangunan shelter seismograf ini dapat berjalan dengan baik atas dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, baik Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Kapanewon Tanjungsari, Pemerintah Kalurahan Kemiri, maupun masyarakat Padukuhan Karangnongko,” imbuh Ibu Dwikorita.

Panewu Tanjungsari, Rakhmadian Wijayanto, AP., M.Si menegaskan, bersama-sama dengan masyarakat siap untuk melaksanakan amanah yang diberikan BMKG dengan merawat dan menjaga keamanan sensor seismograf yang telah dipasang.  (Jalu)

Kembali