LITERASI PUSTAKA UNTUK KOMUNITAS: UPAYA MEMBANGUN LITERASI MELALUI KOMUNITAS LITERASI DI PROVINSI DIY

Sebagai wujud rasa kesadaran betapa pentingnya literasi sebagai bekal kehidupan bagi masyarakat untuk menjadi sejahtera maka muncullah banyak komunitas literasi di tengah-tengah masyarakat. Membangun literasi dibutuhkan sinergi antara komunitas itu sendiri dan lembaga pendukung. Perpustakaan sebagai wahana pendidikan, pelatihan, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa sudah saatnya memberikan ruang bagi komunitas literasi agar tetap terjaga entitasnya untuk tetap kreatif dan inovatif serta memberikan akses untuk berjenjang. Melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY melaksanakan kegiatan Literasi Pustaka untuk Komunitas dengan tema Digital Literasi: Cerdas Menggunakan Internet dan Pembentukan Forum Komunikasi Komunitas Literasi pada hari Rabu (19/10/2022) yang bertempat di Ruang Seminar Lt. 2 Gedung Grhatama Pustaka DPAD DIY.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-DIY, perwakilan Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) dan Komunitas Literasi se-DIY dengan jumlah peserta 50 orang. Sementara itu dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul diwakili oleh Kabid Perpustakaan, Baryono Buang Prasetyo, S.Sos., M.I.P. Adapun sebagai narasumber kegiatan tersebut adalah Vinia Rizqi Primawati, S.IP. alumni Universitas Gadjahmada yang bekerja sebagai Analis Komunikasi Humas Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai moderator yaitu Siti Indarwati, SIP., Pustakawan Ahli Madya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul.

Dalam presentasinya dengan judul Digital Literasi: Cerdas (dan Bijak) menggunakan Internet Vinia menyampaikan pengertian cerdas yaitu memaksimalkan sources (cover both side) atau mencari sumber lebih dari satu, memaksimalkan fungsi masing-masing platform media sosial (tips dan trik/strategi). Sedangkan yang dimaksud dengan bijak adalah memposisikan diri, menahan diri untuk tidak menyebarluaskan berita yang belum dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, tidak membuat hipotesa atau narasi yang berpotensi memecah belah, paham situasi dan kondisi saat akan menyebarluaskan berita/informasi. Berdasarkan Global Digital Headlines data pengguna internet di dunia (2021) 7,83 juta jiwa penduduk dunia 5.22 juta jiwa merupakan pengguna handphone, 4.66 juta jiwa menggunakan internet, dan 4.20 juta jiwa aktif menggunakan sosial media. Adapun tren pengguna internet di Indonesia (2021) adalah dari 274.9 ribu jiwa penduduk di Indonesia 345.3 ribu jiwa yang menggunakan handphone yang artinya satu orang ada yang memiliki lebih dari satu handphone, 202.6 ribu jiwa menggunakan internet, dan 170 ribu jiwa menggunakan sosial media. Dengan banyaknya data penggunaka HP dan internet, maka ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan antara lain: 1. Jaga informasi yang bersifat privasi, 2. Jaga etika berkomunikasi, 3. Bijak memilih teman di media sosial, 4. Jangan asal post, 5. Cari kebenaran dan cantumkan sumber konten ketika membagikan sesuatu, 6. Tetap waspada dan jangan mudah terpancing, 7. Menjaga sikap dan etika dalam berinteraksi dengan pengguna lain, 8. Bukan tempat curhat/mengadu. Di era teknologi informasi dan digital ini sebuah organisasi perlu berpikir maju dalam pengembangan digital (baik memulai dan melakukan maintenance) mengingat jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang berkembang pesat dan kebiasaan mereka dalam menggunakan internet dan atau platform. Adapun strategi dalam bersosial media antara lain menggunakan kesempatan event related, melakukan interaksi, menunggangi konten viral, dan berkolaborasi. Untuk mengetahui  konten yang sedang viral yaitu: menjadi trending topik di twitter, dimuat di banyak platform, menjadi headline portal berita, dimuat di banyak platform, serta google calender/perayaan hari besar nasional. Hal yang perlu menjadi perhatian pada saat bersosial media antara lain: human resources, story telling is the key, bahasa/sapaan yang digunakan, tutorial plan, daftar/rencana konten yang akan dipost, kolaborasi konten, social media maintenance,  dan interaksi (menjawab pertanyaan/memberikan respon). Adapun contoh konten yang dapat dmanfaatkan oleh  komunitas literasi yaitu: sinopsis buku/literasi tertentu (yang sedang didiskusikan/yang sedang ramai), review tentang toko buku/penerbit, jelajah/napak tilas dari satu toko buku ke yang lain, jelajah tentang lokasi/konten yang disebutkan dalam buku, review buku-buku unik, event/kegiatan taman baca/komunitas baca, today in history/yang berkaitan dengan buku, tata cara mendaftar di perpustakaan-perpustakan  (baik nasional/dunia), dan figur/profil singkat satu penulis per minggu/bulan.

Pada kegiatan ini juga dilaksanakan rencana pembentukan Forum Komunikasi Komunitas Literasi yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan pemantik masing-masing kelompok sebagai berikut: kelompok 1: Fajar Nur Rahmad (FTBM Kota Yogyakarta), kelompok 2: Dwi Edi Winarto (FTBM Kulonprogo), kelompok 3: Diah Nala Martavani (FTBM Sleman), dan kelompok 4: Sri Suyartiyah (FTBM Bantul). Dari hasil diskusi kelompok tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa peserta menganggap penting untuk membetuk Forum Komunikasi Komunitas Literasi se-DIY dengan tujuan secara umum sebagai ajang silaturahmi, bertukar pengalaman/sharing informasi, meningkatkan SDM pengelola, memperoleh solusi dari permasalahan yang dihadapi, dan memudahkan komunikasi. Adapun bentuk kegiatan yang direncanakan adalah seminar, workshop, jambore literasi, workshop, outbond, dan jelajah literasi yang dilaksanakan baik secara daring maupun luring. Pelaksanaannya pun bervariatif ada yang berpendapat triwulan, dua minggu sekali, dua bulan sekali serta pelaksanaan kegiatan pada hari-hari besar perpustakaan. Hasil diskusi ini akan ditindaklanjuti oleh DPAD DIY untuk bisa disampaikan kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten/Kota se-DIY. (iin)



Kembali