Pelaksanaan Vaksinasi PMK Untuk Ternak Besar Secara Masal di Kalurahan Kepek, Kapanewon Saptosari

Adanya wabah penyakit PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) yang merambah di Kawasan  Pulau Jawa yang juga merambah sebagian besar wilayah Kapanewon di Kabupaten Gunungkidul. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah prnyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap dan belah, penyakit ini ditandai dengan adanya pembentukan vesikel/lepuh dan erosi di mulut, lidah, gusi, nostril, putting dan kulit di sekitar kuku. PMK dapat menimbulkankerugian ekonomi yang besar akibat menurunnya produksi dan menjadi hambatan dalam perdagangan hewan dan produknya.

Wabah PMK yang terakhir terjadi di Pulau Jawa pada tahun 1983 yang kemudian dapat diberantas melalui program Vaksinasi Masal, kemudian Indonesia dinyatakan sebagai negara bebas PMK pada tahun 1986.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul mengklaim kasus penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di kabupaten tersebut terkendali. Meski demikian, upaya pencegahan akan terus digencarkan agar kasus tidak terus bertambah.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, SP., mengatakan sejak munculnya kasus PMK pertama kalinya, hingga sekarang di Gunungkidul sudah ada 1.165 kasus. Ia mengklaim jumlah ini relatif sedikit dibandingkan dengan daerah-daerah lain di DIY. Terlebih lagi Bumi Handayani juga dikenal sebagai gudang ternak.

 “Memang harus diwaspadai potensi penyebaran juga erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Mengimbau kepada masyarakat untuk terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan cuci tangan menggunakan sabun. Kita akan terus sosialisasikan ke masyarakat akan pentingnya penerapan pola hidup bersih sehat. Ternak yang dipotong paksa masih bisa dikonsumsi dagingnya. Tetapi untuk kepala, kaki dan jeroan harus dibuang untuk menghindari penyebaran penyakit,”ucapnya.

Upaya pencegahan terus dilakukan agar kasus tidak semakin bertambah. Salah satunya dengan program vaksinasi PMK. Hingga sekarang sudah ada 1.700 ekor sapi yang diberikan vaksin. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, SP, juga mengatakan bahwa “Program vaksinasi masih terus berlanjut, tetapi pelaksanaan masih menunggu pengiriman dosis vaksin dari Pemerintah Pusat.”

Dengan adanya kasus wabah PMK yang merambah di wilayah UPT Puskeswan Panggang, maka dilaksanakan vaksinasi massal di wilayah UPT Puskeswan Panggang, yang meliputi Kapanewon Panggang, Kapanewon Purwosari dan Kapanewon Saptosari.

Vaksinasi PMK secara masal di wilayah Kapanewon Saptosari pada tanggal 17 November 2022 menyasar Kalurahan Kepek, yaitu di Padukuhan Bulurejo, Padukuhan Tileng, Padukuhan Wareng dan Padukuhan Gondang. Keempat padukuhan tersebut memiliki populasi sekitar 855 yang meliputi sapi jantan dan betina , mulai dari umur 3 bulan ke atas dan ternak betina yang sudah bunting.

Vaksinasi masal tersebut disertai dengan kegiatan penandaan ternak. Penandaan ternak tersebut diperuntukkan bagi hewan ternak yang telah mendapatkan vaksinasi untuk dosis pertama dengan diberikannya eartag, berupa tanda barcode yang meliputi data online dari pemilik ternak maupun recording dari ternak yang telah divaksin PMK.

Pelaksanaan vaksinasi dibagi menjadi 16 tim yang di setiap timnya terdiri dari injektor vaksin, petugas penandaan ternak, petugas recording (pencatat) dan petugas handling ternak yang ditunjuk di tiap padukuhan yang dilaksanakan vaksin PMK.

Acara vaksinasi yang dimulai Hari Kamis 17 November 2022 pukul 09.00 dapat dilaksanakan walau sempat terjadi hujan deras dan dengan keahlian para petugas dapat terealisasi vaksinasi sejumlah 825 ekor sapi termasuk penandaannya. Selesai vaksinasi sekitar pukul 15.16 . Kegiatan vaksinasi ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari pihak kalurahan setempat yang diikuti partisipasi dari warga masyarakat pemilik ternak yang berada di wilayah Kalurahan Kepek Kapanewon Saptosari.

 



Kembali