Yuli Sediakan Kutir : Dulu Dipandang Sebelah Mata, Kini Banyak Dicari
Istilah kutir dikalangan penggiat ikan hias bukan hal yang asing, bahkan sangat familiar sekali. Kutir singkatan Kutu Air. Hewan mikro ini merupakan makanan yang baik untuk ikan hias semisal guppy atau cupang. Pada fase burayak, kutir memegang peranan penting untuk menyuplai makanan yang sangat berdampak keberhasilan di awal fase kehidupan ikan. Kandungan protein kutir cukup tinggi melebihi maggot atau cacing sutra, yaitu 66 % dan lemak 6 %. Tentu saja sangat cocok untuk perkembangan benih ikan yang baru menetas ataupun yang sudah memasuki stadium larva (baktikunegeriku.com/art)
Jumat 19 Februari 2021 DKP Gunungkidul berkunjung ke kediaman Tulus Yulianto dalam rangka menggali lebih dalam tentang bisnis ini. Bapak murah senyum yang akrab disapa Yuli ini adalah penggiat ikan hias spesialis cupang blue rim dan avatar. Tempat budidayanya berada di Dusun Wukirsari Kelurahan Baleharjo Kapanewon Wonosari.
Mengingat semakin banyaknya peminat ikan hias di Indonesia, Yuli melihat usaha budidaya kutu air merupakan peluang bisnis yang menguntungkan. Kesempatan ini tidak akan di sia-siakan. Yuli mengaku, bisnis ini tidak butuh modal besar, paling kita hanya butuh wadah atau tempat. Bibit kutir dan pakannya mudah dicari dan kebanyakan sudah tersedia di alam, tambahnya. Sambil menyelam minum air istilah peribahasa, disamping budidaya cupang, Yuli juga membudidayakan kutir. Seandainya kutir kurang laku, bisa saya gunakan untuk pakan sendiri, imbuhhya.
Yuli membudidayakan kutir belum lama. Baru sekitar 1,5 bulan, dan sekarang sudah ada 6 kolam terpal dengan ukuran 2 x 3 x 0,5 m3 dengan rata rata produksi 14 takar per kolam per panen, tukas Yuli. Siklus panen per 10 hari. Media budidaya menggunakan air limbah kolam lele
Untuk pangsa pasar tidak ada kendala. Komunitas cupang dan guppy merupakan sasarannya dan di Gunungkidul komunitas ini sudah banyak. Menurut Yuli yang tidak kalah penting dalam budidaya kutir adalah manajemen air itu sendiri. Saya cenderung memilih menggunakan air tua atau air lama, yang baik dan dominan yang dibutuhkan dalam ternak kutir, jelas Yuli. Jika warna air sudah coklat kehijauan berarti plankton dan tumbuhan renik tumbuh dalam kolam kutir, segera saja ganti air total dengan air bekas kolam lele.
Seiring permintaan kutir semakin banyak, Yuli berencana menambah kolam untuk budidaya kutir. Saya sudah beli 2 terpal lagi, tinggal masang, kata Yuli. Dengan kegiatan budidaya kutir ini, aktivitas Yuli di luar rumah menjadi berkurang. Usaha rumahan ini ternyata sangat menguntungkan sekali, apalagi dalam masa pandemi covid 19 dan musim hujan, jadi saya sekarang fokus di rumah saja, kata Yuli. Terlebih konsumen tak pernah sepi, pelayanan pembelian kutir bisa ambil langsung di kolam atau diantar ke lokasi sesuai kesepakatan.
Kembali